Reporter : Eko | Jumat, 15 April 2016 13:02
Musa (Facebook - La Ode Abu Hanafi)
By.
Musa, Bocah 'Ajaib' yang Hafal 30 Juz Alquran
Dream -
Aula itu rata benderang disiram cahaya lampu. Seorang remaja yang baru
saja menjalani tes hafalan quran di depan para ulama tanah suci,
bergegas turun dari bangku dan meninggalkan panggung. Seorang ulama yang
menjadi juri kemudian memanggil "Musa Laudi Abu Hanafi min
Indonesia..."
Seorang bocah langsung berjalan menuju
panggung. Saat melihat Musa, bocah kecil itu, seorang panitia
menghampiri dan menuntunnya dengan dua tangan, seolah takut bocah itu
terjatuh.
Berjalan menuju deretan para juri yang
sudah sepuh-sepuh, Musa tampak tegang. Dia menoleh ke belakang melihat
ke arah deretan tamu. Seketika senyumnya mengembang. Senyum anak-anak.
Langkahnya lebih pasti. Dia ambil kertas
di depan meja dan diserahkan ke juri. Sang panitia masih menuntunnya
menuju kursi peserta lomba hafalan Quran dunia yang digelar di Jeddah,
2014 lalu.
Kaki kursi itu masih lebih tinggi
ketimbang kaki Musa, yang usianya masih belum genap 6 tahun. Belum lagi
jenak duduknya dia melirik lagi ke arah tamu mencari-cari.
Rupanya dia mencari ayahnya diantara
deretan tamu. Sang ayah segera bergeser mencari tempat duduk yang bisa
terlihat langsung dari tempat duduk Musa. "Saat itu tempat duduk saya
terhalangi dekorasi panggung, jadi saya bergeser," kata Hanafi, ayah
Musa mengenang kejadian itu.
Dari kertas yang ada di tangan, juri membacakan sebuah penggalan ayat dari Kitab Suci Al Quran..., lalu berhenti. Musa diminta melanjutkan. Si bocah itu melanjutkan dengan suara cadelnya secara lancar. Juri kembali membacakan surat yang lain. Kali ini Musa pun bisa melanjutkan tanpa kesulitan.
Dari kertas yang ada di tangan, juri membacakan sebuah penggalan ayat dari Kitab Suci Al Quran..., lalu berhenti. Musa diminta melanjutkan. Si bocah itu melanjutkan dengan suara cadelnya secara lancar. Juri kembali membacakan surat yang lain. Kali ini Musa pun bisa melanjutkan tanpa kesulitan.
Bukan cuma dua kali, beberapa surat dari
juz yang berbeda ternyata bisa dilibas dengan aman oleh Musa. Juri
terperangah. Kagum. Sedangkan penonton ada yang tersenyum
manggut-manggut meresapi lantuan ayat-ayat Alquran yang dibacakan Musa.
Juri tak ragu lagi. Bocah asal Bangka Belitung, Indonesia itu dipastikan
hafal 30 juz dalam Al Quran tanpa terkecuali.
Dari jarak 50 meter di depan panggung,
ayah Musa yang sehari-harinya menjadi petani, justru terlihat tegang
saat penampilan putra sulungnya itu.
"Saat dipanggil maju memang gugup.
Karena ia tidak bisa jauh dari saya. Ketika dituntun panitia ke
panggung, ia selalu menengok melihat saya. Jadi saya berusaha agar
terlihat dia terus. Agar dia tenang. Alhamdulillah, ia berhasil
menyelesaikan hafalan dengan baik," kata Hanafi menceritakan peristiwa
membanggakan itu kepada Dream, Rabu 29 Juli 2015.
Juri sepakat memberikan nilai istimewa,
90.83 dari angka 100 yang menjadi nilai sempurna. Musa memang hanya
menempati peringkat 12 diantara 25 remaja lain yang menjadi peserta.
Menurut juri, Musa kalah dari sisi penilaian makhroj (lafal), karena
masih cadel. Tapi dari segi hafalan, Musa memang istimewa.
Menurut sang ayah yang berprofesi
sebagai petani, Musa saat tampil sedikit kelelahan, karena ia tetap
menjalani puasa Ramadan. Sedangkan peserta lain rata-rata memilih tidak
saum. "Tapi Musa tetap mau berpuasa. Jadi mungkin ia agak capek," ujar
Hanafi yang juga guru mengaji.
Kata Hanafi, putranya tidak rewel saat
berada di Jeddah selama 12 hari. Meski sang ibu, Yulianti, tidak ikut
mendampingi ke sana. Sebelum tanding, sulung dari tiga bersaudara ini
terus latihan mengasah kemampuan hafalannya. Cuaca terik tak
mengendurkan semangat Musa. Dan hasilnya, luar biasa!.
Sungguh Ironis hal positif ini tidak pernah terespos oleh media TV di tanah air kita :(